Tetap berjuang di dalam partai sebagai penyeimbang

Saar Sidang Komisi di DPR RI 2006

Mewawancarai seorang anggota dewan apalagi untuk ukuran DPR RI ternyata tak sesusah yang banyak dialami oleh rekan wartawan. Kami, Global Bekasi.com dengan mudah bisa menemui Hj. Zulhijwar, S.Psi. di rumahnya di bilangan Bintaro.


Padahal kami baru kali pertama bertemu, itupun kami via telepon dalam membuat janji. Kami pun semakin merasa kagum, karena sang politisi wanita ini masih mau ditemui oleh kami di tengah kesibukannya dengan keluarga besarnya. Kami pun mewawancarainya di tengah lalu lalang cucu-cucunya yang kebanyakan masih anak-anak itu.

Berikut ini hasil petikan wawancara kami dengan anggota dewan dari Fraksi PBR, yang menggiatkan diri di Komisi 8 DPR RI, Hj. Zulhizwar, S.Psi.

Ketika partainya mengalami konflik internal yang berlarut dan mengalami gempuran banyak pertanyaan dari banyak pihak, Zulhizwar masih tetap bersikukuh untuk berjuang dari dalam partai dan mencoba menjadi penyeimbang apabila sekaligus bisa memberikan nasihat kepada setiap pihak yang terkait dalam konflik internal partainya, PBR. Dengan memberikan advis dan berusaha membenahi serta merapihkan kembali bangunan rumah partai yang telah mengangkatnya menjadi wakil rakyat di tingkat pusat, menjadikannya merasa bertanggung jawab secara moral untuk tidak begitu saja meninggalkan partai.

Zulhizwar, wanita berjilbab yang kini telah mempunyai banyak cucu namun masih tampak segar dan murah senyum ini, beranggapan bila kita masih bisa bertahan demi berusaha memperbaiki keadaan dalam tubuh organisasi atau rumah kita sendiri, maka mengapa harus pergi seolah melepas tanggung jawab. Seperti ada istilah baginya, bila rusak satu dua anggota sebuah keluarga, maka mengapa rumah yang harus dibakar atau ditinggalkan? Jadi lebih baik kita perbaiki dan benahi saja anggota keluarga tersebut agar kembali menjadi bagian yang baik dan kembali ke jalan yang benar, bila masih bisa diusahakan. Dan tak perlulah meninggalkan partai, itu kalau kita masih mau dianggap punya moral dalam berpolitik di partai.

Dia sendiri mengakui perjuangannya di partai sering sekali mendapatkan rintangan dan gangguan dari internal partai sendiri, namun ia tetap saja tak mau pergi – walkaway- begitu saja. Diperkuat oleh suaminya, H. Hasan Asli Chan, bercerita bahwa istrinya baru enam bulan bekerja sebagai anggota dewan saja, sudah mendapat masalah pemanggilan pulang (recall) dari pengurus wilayah Sumatera Utara saat itu. Namun dengan tekad memperjuangkan kebenaran dan amanah yang ditanggungnya, Zulhizwar, berani menghadapi sidang di pengurus wilayah partainya untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya dengan kolega politiknya di dalam struktur kepengurusan. Hal ini bermula dari tidak disetornya secara langsung gajinya sebagai anggota dewan ke pengurus partai, karena Zulhizwar beranggapan lebih baik untuk diberikan langsung kepada rakyat yang telah mendukungnya di daerah pemilihannya tanpa melalui kepengurusan partainya saat itu. Namun ketika masalah itu didamaikan oleh pihak yang bersitegang dengan dirinya, Zulhizwar dan suaminya, Hasan Asli Chan sempat hendak membuka semuanya secara terbuka dalam sidang tersebut, namun atas permintaan damai lawannya, masalah konflik tidak jadi diperpanjang. Dan Zulhijwar sudah memaafkan, walaupun setelah beberapa tahun kemudian, kembali dia kadang mendapat ancaman melalui sms saat situasi kepengurusan di DPP partainya sudah berubah dalam susunannya, dan kebetulan mantan oknum yang dulu pernah sempat bersitegang dengan dirinya itu kini menduduki jabatan struktur kepengurusan inti. Sepertinya, kawan politiknya itu mau menyingkirkannya dari tubuh partai, padahal ia dengan berapi-api menjelaskan bahwa dirinyalah yang membesarkan orang tersebut juga atas kerja kerasnya pulalah kepengurusan wlayah partainya di Sumatera Utara bisa seperti sekarang ini dengan segala masalah dan kelebihannya.

Dan Zulhizwar sadar betul bahwa hal pertentangan baik di dalam internal partai dan perdebatan seru di dewan antar partai politik memang akan selalu terjadi hingga kapanpun. Dan ia merasa wajib untuk terus bertahan hingga akhir masa baktinya di dewan. Sekalipun nantinya ia pensiun, ia akan terus berjuang walaupun nantinya tidak harus duduk di kursi dewan. "Saya masih punya banyak kegiatan yang bersifat sosial dan bersentuhan dengan masyarakat banyak, dimana saya bisa berinteraksi dengan mereka", tuturnya tetap bersemangat.
(GBHN, Sidik Rizal-Dani)


(Kutipan Profil
Hj. Zulhizwar, S.Psi. dari Pusat Profil Muslim Indonesia (PPMI))
Menjadi Politisi demi Perjuangkan Kesetaraan Gender
Berjuang demi menegakkan kebenaran dan keadilan dengan harta dan jiwa merupakan kewajiban muslim. Dalam berjuang kita akan selalu dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan. Selalu ada pihak yang menghalangi cita-cita suci, baik itu dari luar maupun itu dari dalam. Maka modal utama bagi seorang muslim dalam berjuang adalah kesabaran dan menjalankan sholat, hal ini sesuai dengan perintah Allah, “mintalah pertolongan kepada Allah dengan shabar dan sholat!”

Demikian pula perjuangan profil politisi muslimah yang satu ini, memiliki semangat juang yang sangat tinggi dalam menegakkan kebenaran dan keadilan dan terutama dalam hal ini memperjuangkan hak-hak wanita sesuai dengan bidang tugas yang digelutinya di DPR RI, Hj. Zulhizwar, S.Psi, demikian nama yang melekat pada dirinya telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kancah politik nasional. Ia adalah srikandi Indonesia yang saat ini di masa bhaktinya sebagai anggota dewan periode 2004-2009, sedang bergulat melawan segala macam pikiran dan tindakan yang telah melecehkan dan merendahan harkat dan martabat kaum perempuan.

Kalau Zulhizwar terjun ke dunia politik itu sama sekali tidak ada motif duniawi. Ia juga bukan ingin mengejar popularitas apalagi mencari kekayaan. Bagi wanita kelahiran Pariaman, Sumatera Barat ini, terlibat dalam urusan politik semata-mata karena motivasi yang luhur. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik bagi negeri ini. Terutama dalam hal ini ada satu keinginan yang bergejolak di dadanya untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, saat kaum perempuan dilecehkan di negeri orang dan dinistakan di negeri sendiri.

Menurut wanita kelahiran 23 November 1944 ini, isyu yang paling penting yang perlu mendapatkan perhatian di Indonesia adalah masalah korupsi. Kenapa korupsi merajalela? Karena mereka sudah tidak malu lagi melakukan perbuatan itu (korupsi).Dan kenapa masyarakat tidak malu lagi melakukan korupsi?karena tidak memiliki bekal agama yang cukup.Padahal kalu kita mangaku seorang muslim,dan dari kecil sudah diajar agama,itu tak akan lekang atau nempel terus,sehingga sadar dan paham kalau korupsi itu dilarang agama.Masalahnya yang paling bertanggung jawab terhadap generasi hari ini adalah perempuan,yakni orang yang secara langsung melahirkan dan membesarkan anak-anaknya.

Kalau di parlememen hari ini ditetapkan 30% untuk perempuan, ini menunjukkan bahwa perempuan ditantang untuk tidak saja sebgai ibu rumah tangga, tetapi lebih jauh dari pada itu perempuan harus berkiprah dan berjuan terutama untuk melindungi hak-hak kaum perempuan. Dalam kontek jangan dijadikan perempuan sebagai nomor dua atau sebagai pelengkap derita. Dan ini harus diperjuangkan secara pelan-pelan. Menurut politisi yang mewakili Partai Bintang Reformasi ini pemikiran perempuan itu sepertinya lebih unik dari laki-laki. Laki-laki pada umumnya egonya tinggi, spontanitas, menerjang bahaya dan lain-lain. Sedangkan perempuan itu perasaannya halus,bersikap hati-hati. Kita berusaha supaya perempuan itu dikasih kesempatan eperti laki-laki. Kita melihat Aroyo, Benazir Bhuto dan lain-lain sebagai wanita yang telah sampai pada puncak pemerintahan Demikian tuturnya bersemangat.

Kita bersyukur kalau hari ini perempuan indonesia sudah banyak menduduki posisi strategis baik itu di legisltive maupun yudikatif bahkan sudah sampai pada jabatan presiden. Cuma peran perempuan tidak terlihat karena dominasi laki-laki “ Saya yang diamanahkan di komisi 8 yang membidangi agama, sosial, perempuan dan perlindungan anak, merasa tertantang untuk memperjuangkan kaum perempuan agar perannya lebih nampak dan terasa sehingga tidak ada di bawah bayang-bayang pria” papar Zulhizwar penuh optimisme.

Pentingnya Pendidikan Dini bagi Anak-Anak
Pendidikan, kata putri pasangan Sutan Nazar Dt.Bagindo Bungsoe dan Siti Anwar adalah hal yang terpenting. Zulhizwar teringat akan ibunya,yang sampai ini sulit dilupakan,dan selalu terngiang-ngiang. Dimana mendiang ibunya pernah mengatakan bahwa “ pendidikan itu lebih penting dari segalanya’’Dan pesan ibunya itulah yang kini menjadi prinsip dalam kehidupan Zulhizwar.

Yang menjadi keprihatinan Zulhizwar adalah, ketika banyak orang yang mengatakan telah menjadikan agama sebagai pegangan, tetapi banyak juga orang yang tergoda untuk melakukan pelangaran agama. Kondisi ini telah mendorong Zulhizwar untuk secara terus menerus memberikan pemahaman dan pendidikan kepada kaum ibu bahwa kondisi diatas, sangat dipengaruhi oleh sejauh mana model dan metode pendidikan yang diterapakan oleh kedua orang tua di rumah. Menururtnya pendidikan di rumah lebih mantap dan memberikan pengaruh yang lebih dalam daripada pendidikan di luar rumah. Dalam hal ini tentu saja ibu sangat penting dan strategis untuk memberikan didikan kepada anak-anak mereka. Anak-anak hari ini tidak memiliki benteng pendidikan agama yang mumpuni, karena orang tua mereka sibuk dengan kerja. Pendidikan anak diserahkan kepada pembantu. Maka menjadi sangat pentig mendidik anak-anaksedini mungkin dengan pendidikan Al-Qur’an.

Zulhizwar menangkap adanya fenomena yang kontradiktif, ketika di satu sisi semakin banyak yang insyaf, tetapi di sisi yang lain semakin banyak pula yang berbuat dosa. Sekarang lagi ribut-ributnya pemberitaan di massa media baik tulisan mau elektronik soal narkoba bahkan yang terlibat didalamnya adalah orang-orang tua. Yang semestinya jadi panutan baik bagi anak-anaknya, malah sebaliknya jadi panutan yang tidak baik “ yang udah tua-tua terlibat dalam hal ini apakah mereka tidak takut mati?, saya merasa miris melihat fenomena seperti ini”. Bahkan menurutnya disinyalir, banyak artis-artis yang memakai narkoba. Cuma banyak yang ditutup-tutupi. “Kenapa mereka tidak jera dengan melihat kasus yang terjadi pada teman-temannya?’’ tanyanya penuh kegemasan

Ketika hari ini ada misi keagamaan tertentu untuk kawin beda agama, tentu saja hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi perempuan dengan 4 anak ini. Anak Zulhizwar adalah salah satu korban perkawinan beda agama itu. Namun demikan Zulhizwar mencoba membentenginya dengan membuat suatu perjanjian untuk tidak membawa anak-anaknya masuk ke agama mereka dan perjanjian disahkan di pengadilan. Dia selalu meminta anak-anaknya untuk menjaga anak-anak mereka supaya tidak pindah agama. “Saya selalu berbicara kemana-mana, untuk hati-hati terjadinya kawin campur, eh malah terjadi pada anak saya” kenangnya penuh penyesalan

Umat Islam Harus Bersatu
Ketika melihat realitas pemerintahan Indonesia yang sudah hampir 33 % dipegang oleh non muslim, Zulhizwar lagi-lagi mengungkapkan keprihatinannya. Hal ini cukup beralasan mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah beragam Islam. Maka dia mengajak umat Islam berstu untuk memperjuangkan misi Islam secara bersama-sama.”Orang-orang non muslim saja hari ini tampak bersatu memperjuangkan misi mereka terutama di Sumatera Utara, kenapa kita tidak? Coba upayakan agar calon-calon pimpinan daerah yang muslim bersatu padu mengokohkan barisan, jangan masing-masing mencalonkan diri,yang akibatnya suara terpecah. Kita tidak mau pemimpin negara atau pemimpin daerah itu non muslim apalagi pemimpin pemerintahan. Demikian paparnya penuh harap

Sekarang di Depkes itu ada ketentuan anak perempuan dilarang sunat. Saya sedikit-sedikit mendalami itu. Kenapa larangan itu ada? Supaya tidak menghasilkan lagi manusia Islam, kemudian KB, kenapa diproduksi alat-alat KB besar-besaran. Dalam Islam kan sudah diatur tentang KB. Padahal para pelacur itu kan tidak ber KB? Nah ini banyak program yang menyudutkan umat Islam dengan tujuan mengurangi populasi umat Islam. Dalam hal ini saya sering kontak dengan Hizbuttahir, tuturnya.

Perjalanan Hidup
Perjalanan hidup seseorang tidak pernah bisa diduga. Terkadang orang memiliki cita-cita ingin menjadi sesuatu, tetapi yang terjadi adalah yang lain yang tidak pernah dicita-citakannya. Demikian juga dengan istri dari Hasan Asli Chan ini, tidak pernah menyangka kalau dirinya bisa melenggang ke Senayan menjadi wakil rakyat yang di pundaknya pipikul tugas mulia untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Zulhizwar adalah putri bungsu dari sembilan bersaudara. Ia menempuh pendidikannya secara berpindah-pindah. Lulus dari SR dan (SD) di Sumatra Barat, ia melanjutkan pendidikannya ke Palembang. Di Palembang ia mengikuti kakak ke duanya yang tinggal bersama suami. Kelas II SMP ia pindah ke Bandung mengikuti kakaknya yang suaminya berdians di ketentaraan di Bandung. Lulus dari SMP ia melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bandung. Lulus dari SMA, ia sempat mengikuti perkuliahan di Universitas Parahyangan, tapi tidak lama. Lagi-lagi kakaknya harus pindah dan kali ini daerah yang dituju adalah Jakarta. Ia pun ikut pindah dan kuliahna diteruskan di Universitas Atmajaya. Gelar Sarjana Muda justru diraihnya di Fakultas Ekonomi di Universitas Syahkuala Banda Aceh. Kuliahnya terhenti karena perkawinan. Walaupun ia ingin sekali menyelessaikan gelar mudanya menjadi sarjana ekonomi, tapi semuanya tidak tercapai. Itulah kehendak Allah, kenangnya.

Buah pernikahan dengan suaminya, Zulhizwar dikaruniai 4 orang anak perempuan. Kepada anak-anak inilah pentingnya pendidikan ditanamkan. Anak pertamanya kini telah mencapai sarjana hukum, dan kemudian mengambil pendidikan Notaris. Anak keduanya juga telah berhasil menyelesaikan pendidikannya dan menjadi seorang dokter. Sedangkan anak ketiganya adalah seorang desainer grafis, dan menyelesaikan pendidikannya di luar negeri, Inggris. Dan anak terakhirnya telah menyelesaikan pendidikan di perhotelan, tapi tidak pernah bekerja di perhotelan, justru ia pernah menjadi peragawati, dan kini menjadi instruktur di sekolah kepribadian John Robert Power.

Wanita dengan empat orang putri ini punya hobi olahraga yakni bowling. Bahkan ia adalah salah seorang atlit dalam olaharaga ini mewakili Smatra Utara dalam ajang pertandingan Tingkat Nasional dan Internasional. Telah banyak prestasi yang ditorehkan. Terakhir ia mewakili Sumatera Utara dalam ajang PON XII. Dan ia merasakan kenikmatan dengan apa yang telah ditorehkan untuk wilayahnya itu.

Cita-cita yang terpendam sekian lama untuk melanjutkan kuliah, akhirnya tercapai juga. Pada tahun 1985 Zulhizwar melanjutkan pendidikan di Universitas Medan Area, Sumatera Utara. Ia mengambil jurusan Psiklogi. Universitas ini adalah salah satu Universitas yang melakukan yang melakukan kerjasama dengan Universitas Gajah Mada. Dan waktu penyusunan skripsi ia mengambil keputusan untuk pergi ke Yogyakarta. Ia ingin agar dalam penyelesaian skripsinya dibimbing langsung oleh para dosen UGM Yogyakarta. Walau mulanya suaminya berat hati mengizinkannya, tapi akhirnya suami mendukungnya. Dan akhirnya setelah delapan bulan, ngekos di Yogyakarta, maka gelar sarjana psikologi diraihnya pada tahun 1992.

Dua tahun setelah meraih gelar sarjana Psikologi, Zulhizwar meberanikan diri untuk mebuka Biro Konsultasi Psikologi Aktualita. Dalam menjalankan pekerjaannya ia banyak berhubungan dengan para klien, termasuk perhatiannya pada anak-anak yang menderita Autis. Perhatian pada anak-anak inilah yang akhirnya membawa dirinya untuk mendirikan TKA dan TPA. Ini dilakukannya setelah ia menunaikan ibadah Haji tahun 1992. Disinilah Zulhizwar menggabungkan teori pendidikan anak dengan ilmu agama, yang mendorongnya untuk menyusun kurikulum sendiri dengan pendekatan yang komprehensif. Selain emngalami perkembangan yang luar biasa, ikhtiarnya kini mendapatkan dukungan penuh suaminya. "Bagi saya suami, keluarga, dan para guru sekolah yang kami jalani ini merupakan investasi amal jangka panjang, jadi kami membuatnya menjadi yang terbaik", tutur wanita psikolog ini.

Perjuangan Masih Panjang
Satu hal membuat profil politisi muslimah ini bertanya-tanya adalah, ketika banyak wanita yang menuntut kesetaraan gender dengan kaum laki-laki, tetapi mereka tidak mencoba menampilkan sosok perempuan yang anggun, tangguh dan elegan. Hal ini terbukti dari banyaknya kaum perempuan yang mencoba Rancangan Anti Pornografi dan Pornoaksi. Menurutnya seharusnya wanita itu sadar dan memberi conoth yang baik kalau ingin disetarakan laki-laki, termasuk di dalamnya tata cara pergaulan, cara berpakaian, cara berpenampilan yang tidak mengundang syahwat. Contoh yang paling kongkrit adalah betapa banyak kaum perempuan hari ini yang tidak mereasa malu dengan pakaian yang minim, bahkan keliatan pusar. Bahkan tidak malu lagi bermesra-mesaran di depan umum. Tayangan televisi yang menhyajikan percintaan dan dengan adegan syur, dan lain-lain, yang menjadi korban dalam hal ini adalah kaum perempuan. Maka perempuan perlu mendapatkan perlindungan, dan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi adalah salah satu cara untuk melindungi kaum perempuan.

Perjuangan untuk mengesahkan UU APP tidak kunjung selesai. Karena terlalu banyak kepentingan yang bermain di dalamnya, serta misi-misi tertentu. Tentu saja pihak yang berkepentingan punya alasan kuat agar mereka lebih mudah memasukkan produk-produk bisa dikonsumsi oleh masyarakat kita dan alasan yang dikedepankan oleh para aktifis adalah HAM dan Hak Kebebasan Berekspresi, kalau sekarang kita melihat model baju yang minim, tembus pandang tentu ini akan mengundang kejahatan. Nah, apakah ini yang mau dikatakan meletakkan harkat kaum perempuan? Kan tetap aja pakaian seperti ini seolah-olah ingin menggoda laki-laki. Kita yang ingin melindungi perempuan dan keadaan seperti itu kok didemo. Yang anehnya dari mereka ada yang pakai kerudung. UU APP dianggap melecehkan perempuan, padahal dalam Islam pakaian itu diatur supaya aurat tidak diperlihatkan. Kita terus menerus memperjuangkan itu. Kita pernah mensosialisasikan ke berbagai daerah, bahkan di Bali, Gubernurnya ikut demo dengan alasan di Bali itu adalah daerah pariwisata, ini aneh. Padahal yang dianggap porno itu adalah yang mengundang syahwat dan diumbar di depan umum (TV), ujarnya berapi-api. Wanita politisi yang satu ini menginginkan di akhir jabatannya, UU APP bisa diselesaikan. Ini ada kaitannya antara trafficking dengan pornografi. Yang trafficking Alhamdulillah udah selesai padahal belakangan. Sedangkan masalah pornografi tidak pernah selesai karena terlalu banyak yang menghalangi. Kadang-kadang logika yang dipakai oleh mereka-mereka yang memprotes tidak masuk akal. Masa alasannya, anak-anak kita dibilang akan lebih takut UU APP daripada pergi mengaji. Sampai sekarang, kami selalu mempertanyakan ke Komisi X tentang UU Penyiaran, dimana penyiaran TV masih menampilkan pakaian-pakaian minim. Perjuangan kami memang masih panjang. Demikian dia mengakhir pembicaraannya. (PPMI, Abitia)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama