Marzuki Alie: Wong Palembang, dan Citra DPR

WONG Palembang bakal memimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014. Ya, kalau tak ada aral melintang, Marzuki Alie, pria kelahiran Palembang, 6 November 1955, dipastikan akan menggantikan Agung Laksono (2004-2009). Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu akan memimpin 560 anggota Dewan, hasil Pemilu legislatif, 9 April 2009.


Kepastian itu diinformasikan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum kepada pers, yang mewawancarainya sebelum acara ramah tamah anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (28/9) malam. Anas, yang juga salah satu calon kandidat ketua Dewan mengungkapkan, jajaran pengurus partainya telah memilih dan memutuskan Marzuki Alie sebagai Ketua DPR.

Marzuki dipilih, tentu saja telah melalui berbagai pertimbangan. Terpilihnya suami Hj Asmawati, anggota DPD dari Sumatera Selatan (Sumsel) ini, disepakati para pengurus Partai Demokrat, Minggu, 27 September 2009. Anas mengatakan, Marzuki sosok yang pantas, dan tepat  memimpin DPR. Karena itu, ia berkeyakinan Marzuki, caleg terpilih daerah pemilihan  Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu), mampu menjalankan tugas dan amanat tersebut.

"Kami memilih Pak Marzuki, karena memang pantas. Ya, yang dipilih, yang paling tepat. Kami yakin partai lain juga menyetujui, dan mendukung Pak Marzuki," kata Anas Urbaningrum, mantan anggota KPU.

Seperti diketahui, sesuai Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, Ketua DPR berasal dari partai politik pemenang pemilu. Karena itu, penugasan Marzuki Alie ke DPR, hampir dapat dipastikan tidak akan menemui banyak kendala berarti. Ia akan menjadi salah satu dari 560 caleg terpilih yang akan dilantik 1 Oktober mendatang.

Meski menjadi salah satu calon kandidat, tetapi nama Marzuki Alie kalah mencorong dari figur lain. Katakanlah seperti Anas Urbaningrum yang banyak menarik simpati masyarakat. Sebuah poling malah menempatkan bekas Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ini, di posisi teratas hasil pilihan masyarakat, jauh mengungguli calon lain seperti Marzuki Alie.

Dalam pemberitaan pun, selain Anas, lebih banyak yang mengunggulkan Ketua Fraksi Demokrat DPR, Syarif Hasan, dan anggota Dewan Pertimbangan Hayono Isman. Setelah itu, barulah nama Marzuki, meski dengan intensitas tidak seramai kader Demokrat lainnya.

Sejarah baru

Terpilihnya Marzuki, tentu tak lepas dari persetujuan Ketua Dewan Pertimbangan Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Presiden RI, dan Ketua Umum Hadi Utomo. Ketika nama calon sudah mengerucut ke empat orang (Anas, Syarif, Hayono, dan Marzuki), persetujuan SBY sangat menentukan. Karena itu, ketika keluar keputusan yang menetapkan Marzuki Alie, bisa disebut begitu besar kepercayaan SBY pada sosok bekas pegawai negeri sipil tersebut.

Bukan apa-apa. Meski menjadi pemenang Pemilu 2009, Demokrat dan Presiden SBY-Wapres Boediono, ditambah partai politik anggota koalisinya, suara liar Partai Golkar, dan PDI Perjuangan sebagai pemenang kedua dan ketiga, tak bisa diabaikan begitu saja. Selain itu, masih ada dua parpol baru, Gerindra, dan Hanura yang terang-terangan  mengambil posisi berseberangan dengan Partai Demokrat, harus diperhitungkan dengan cermat.

Sebagai 'penguasa' baru di parlemen selama lima tahun mendatang, Fraksi Demokrat DPR jelas membutuhkan sosok berpengalaman untuk menggalang komunikasi dengan mitra koalisi, dan terutama dengan parpol nonkoalisi. Salah bertindak, tidak tepat mengambil posisi, dan kurang cermat mengambil keputusan, bisa dipastikan Demokrat bakal kelimpungan. Situasinya bisa fatal, karena bisa saja berpengaruh pada keputusan yang akan diambil Presiden, dan Wakil Presiden hasil dukungan Demokrat, dan mitranya.

Bisa dikatakan karena belum berpengalaman di DPR,  nama Marzuki kalah bersinar, setidaknya dibanding dengan Ketua Fraksi Demokrat Syarif Hasan. Juga Hayono Isman, bekas kader Golkar yang pernah menjadi menteri di bawah pemerintahan Soeharto, selain sebelumnya anggota Fraksi Karya Pembangunan (Fraksi Golkar di era Orde Baru). Termasuk dengan Anas, sosok muda, yang meski belum pernah menjadi anggota parlemen, tetapi sudah 'mentas' di tingkat nasional, sebagai anggota KPU.

Di luar itu, merosotnya citra parlemen lima tahun belakangan ini, bakal menjadi beban berat Marzuki (kalau benar ia terpilih kelak). Paska-kejatuhan rezim Orde Baru, lembaga dewan yang terhormat, nyaris terpuruk karena kasus korupsi, dan penyalahgunaan wewenang, sampai skandal asusila. Terciptanya persepsi buruk terhadap anggota Dewan yang terhormat itu, makin diperparah oleh ulah mereka, yang malas, dan suka bolos dalam rapat penting, termasuk rapat paripurna untuk mengambil keputusan penting, dan strategis.

Bagusnya, Marzuki Ali tak gentar. Kandidat Doktor Marketing Politic Universiti Utara Malaysia, Sintokh, Kedah Malaysia ini menyadari besarnya tantangan yang dihadapinya. Sekretaris Tim Pemenangan SBY-Boediono ini, berjanji melakukan perubahan, seraya mencetak sejarah baru di parlemen. Menurut ayah dua anak ini, sudah menjadi tekadnya, memasuki sebuah lembaga baru haruslah membuat sejarah baru.

“Kalau saya berpikir, masuk ke suatu lembaga baru, minimal membuat sejarah baru. Misalnya, menjadikan yang kurang baik menjadi meningkat lebih baik," katanya kepada pers, di Jakarta, Selasa (29/9).

Meski begitu, lulusan Fakultas Ekonomi, dan Magister Manajemen, Universitas Sriwijaya, Palembang ini tetap merendah. Menurut aktivis sejumlah Ormas keagamaan ini, kesuksesan dan kegagalannya turut ditentukan oleh dukungan seluruh anggota Dewan. Pendiri, dan pengelola pendidikan tinggi di Sumsel ini percaya, sejarah baru akan terukir dalam kepemimpinannya di DPR, jika ada kesepakatan bersama seluruh anggota DPR untuk membuat perubahan. Dengan semangat itu, DPR yang akan datang pun diimbaunya agar lebih mengedepankan citra.

“Perubahan yang kita inginkan harus disepakati bersama. Selain itu, kita semua harus menyadari, pentingnya citra lembaga terhormat ini,” katanya.

Faktor SBY

Boleh dibilang Marzuki Alie termasuk sosok baru dalam dunia politik. Ia justeru mengawali karir profesionalnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan, pada 1975-1999 sampai pada posisi eselon I. Setelah itu, ia dipercaya sebagai Direktur PT Semen Baturaja selama tujuh tahun (1999-2006). Ketika dicopot dari BUMN tersebut, ia merasakan ketidakadilan.

“Saya diganti orang parpol dengan berbagai alasan. Negara ini diatur oleh partai politik,” katanya seperti dikutip dari sripoku.com.

Berawal dari kebencian, dan ketidakadilan yang dirasakannya itulah, Marzuki bersentuhan dengan dunia politik. Sejak 2003, ia mulai melakukan survei terhadap parpol, menjajaki kemungkinan untuk bergabung dengan tekad untuk memperbaiki citra partai politik. Akhirnya ia memutuskan bergabung dengan Partai Demokrat, yang pendiriannya digagas oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Sosok SBY yang santun, jujur, dan adil, menginspirasi Marzuki Alie, dan memantapkan pilihannya.

Pada Pilpres 2004-2009, Dewan Pembina LSM Suara Bangsa, Jakarta (2004 - 2005) itu menjadi Koordinator Tim Sukses SBY-JK untuk wilayah Sumatera. Sejak itu, karirnya politik terus menanjak. Bermula sebagai anggota Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Sumsel (2003-2004), setahun setelah itu ia ditarik ke pusat sebagai salah satu fungsionaris DPP. Jalannya makin lempang dengan terpilih sebagai Sekjen DPP Partai Demokrat (2005-2010), mendampingi Ketua DPP Hadi Utomo dalam Kongres di Bali.

Untuk Pilpres 2009-2014, sebagai Sekretaris Tim Sukses, Marzuki Alie, wakil Sumsel, bersama Ketua Hatta Radjasa, yang juga Mensesneg,  dengan andil besar memenangkan pasangan SBY-Boediono. Semua itu memungkinkannya makin dekat dengan SBY, sosok panutan yang memantapkan niatnya terjun ke dunia politik, yang semula justeru dibencinya.

“Beliau memang dekat dengan SBY,” kata A Djauhari, Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, Kamis  (9/7).

Karena itulah semua banyak yang memprediksi kiprah Marzuki di tingkat nasional di masa-masa mendatang bakal makin besar.  Banyak yang kemudian meramalkan ia diplot sebagai Ketua DPR, kalau tidak menjadi salah satu menteri dalam kabinet SBY-Boediono periode 2009-2014. Djauhari menyebutkan, kalau di pos menteri, koleganya itu pas menjadi Menteri BUMN atau Menteri Perindustrian, antara lain karena latar belakangnya sebagai anggota direksi PT Semen Baturaja.

Tetapi, sekali lagi, kalau tak ada aral melintang, besar kemungkinan Marzuki Alie akan menjadi Ketua DPR 2009-2014 menggantikan Agung Laksono. Mampukah Wong Palembang ini mengangkat citra parlemen ke depan, baiklah kita tunggu kiprahnya.


BIODATA
----------------

1.  Nama lengkap                      :    H.Marzuki Alie, SE.MM
2.  Tempat dan  tgl.lahir/Umur   :    Palembang, 6 Nopember 1955 / 54 Tahun
3.  Jenis Kelamin                       :    Laki-Laki
4.  Agama                                 :    I S L A M
5.  Status Perkawinan                :    Kawin
a.    Nama Isteri : Hj.Asmawati SE.MM
b.    Jumlah Anak 2 ( Dua )
6.  Alamat tempat tinggal            :     Jl.Seduduk Putih I, komp.DPRD no.9B
Rt.18 / 8 ilir IT II Palembang. 30114
:     Jl.Permata no.21 Kel. Kebon Pala Kec.Makasar
Rt.005 / 05 Jakarta Timur. 13650

7.    Riwayat Pendidikan **)    :

a.   PhD Program di Universiti Utara Malaysia, Sintokh, Kedah Malaysia,
“Marketing Politic” 2003-Sekarang  Candidate
b.   Magister Manajemen UNSRI, Palembang.  “Corporate Finance” Berijazah
c.    Fakultas Ekonomi UNSRI, Palembang, “Production Management” Berijazah
d.   SMA Xaverius I Palembang, jurusan IPA Berijazah
e.   SMP Negeri IV Palembang Berijazah
f.    SD Negeri 36 Palembang  Berijazah

Organisasi Pendidikan
a.    Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI)  Kopertis Wilayah II    2003 - 2006
b.    Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Kota Palembang     2002 - 2004
c.    Ketua Badan Pembina Ponpes Modern IGM Al-Ihsaniah Palembang,     2001 – skrg
Mts Tsanawiah dan Aliyah, gratis bagi anak yatim dan fakir miskin

d.    Ketua Yayasan Pendidikan Indo Global Mandiri (IGM):      1999 – skrg

d.1. Pendiri dan Pengelola Pendidikan Tinggi :
•    Universitas IGM   merger antara  “STMIK dan STTP”,berdiri tahun     2008
•    Sekolah Tinggi Teknologi Palembang (STTP)  akuisisi tahun     2004
•    Sekolah Tinggi Manajemen Inf & Komputer (STMIK) berdiri tahun     1998

d.2. Pendiri dan Pengelola Pendidikan Dasar dan Menengah
•    SD – Plus            berdiri tahun     2006
•    SMP Life skill Teknologi Informasi, akreditasi A     berdiri tahun     2004
•    SMA Life skill Teknologi Informasi, akreditasi A    berdiri tahun     2002

Organisasi Profesi

a.    Wakil Ketua Bid.Pemasaran dan Keuangan Asosiasi Semen Indonesia    1999 – 2005
b.    Angg Majelis Pertimbangan Federasi Serikat Pekerja BUMN Indonesia    1997 – 2000
c.    Ketua Umum Serikat Karyawan  PT.Semen Baturaja (Persero)    1996 – 1999
d.    Ketua Forum Komunikasi Ahli IT BUMN Semen Indonesia    1994 - 1999

10.    Riwayat Pekerjaan  dan Alamat Pekerjaan :

a.    Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa Investindo    2006 – skrg

b.    Direktur Komersiil PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang    1999 - 2006
Minta berhenti April 2004, kampanye Pilpres – disetujui 2006

c.    PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang, Baturaja, Lampung,Jakarta 
•    Ka.Departemen Keuangan/ Ka.N.Teknik proyek OPT II,     eselon I    1997 - 1999
•    Ka.Biro Pemasaran                        eselon II    1996 - 1997
•    Ka.Biro Akuntansi     eselon II    1991 - 1996
•    Ka.Biro Anggaran dan Analisa Keuangan    eselon II    1987 - 1991
•    Ka.Biro Umum merangkap staf Keu dan Logistik    eselon II    1986 - 1987
•    Staf Direktur Finansiil dan Ekonomi    eselon III    1985 - 1986
•    Ka.Bagian Pemeriksaan pd  Satuan Pengawasan Internal    eselon III    1983 - 1985
•    Staf Akuntansi    eselon IV    1980 – 1983
•    Penugasan khusus di PT.semen Baturaja:
- Ka. Proyek Bid. Non Teknik  Proyek  Optimalisasi –II      1995 – 1999
- Ka. Umum & Logistik  Proyek Optimalisasi -I    1992 – 1994
- Ka.Proyek ”Computer system Development” Intergrated system    1992 – 1993 

d.    Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI  Palembang    1979 – 1980

e.    Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Aanggaran,  Dep.Keuangan RI Jakarta     1975 – 1979

f.    Instruktur/Dosen/Narasumber :

•    Narasumber Kiat Mjd Eksekutif Cemerlang, Pusat Motivasi Qatrunada       2003
•    Instruktur Kurikulum Berbasis Kompetensi Kopertis wil II Sumbagsel    2002 - 2003
•    Narasumber pada seminar-seminar motivasi di UNIV IGM    1999 - skrg
•    Narasumber pada berbagai seminar Manajemen/Kepemudaan    1999 - skrg
•    Instruktur Manajemen PMT / TQC     1986 - 1998
•    Dosen Akuntansi pada Program DIII Universitas Sriwijaya     1984 - 1989


Organisasi Politik
a.    Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Jakarta     2005 – 2010
b.    Fungsionaris DPP Partai Demokrat, Jakarta    2003 – 2005
c.    Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Partai Demokrat  Sumsel     2002 - 2003

Organisasi Keagamaan
a.    Penasihat Jamiyatul Quro wal Huffazh PBNU Sumatera Selatan     2005 - skrg
b.    Ketua Tim Pembuatan Al-Qur’an Akbar, Kpts Gubernur Sumsel     2002 - 2007
c.    Anggota Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Sumsel    2002 - 2004
d.    Ketua Ikatan Pencinta Hafidz Al-Qur’an sumsel    2002 - skrg
e.    Penanggung Jawab KBIH IGM Al-Ihsaniah Sumsel,     2001 - Skrg
f.    Ketua Badan Pengawas Yayasan Masjid Agung Palembang     2001 - 2006
g.    Ketua Majelis Tauhid Al-Multazam KH.M.Zen Syukri    2001 - 2006
h.    Ketua umum Yayasan Masjid Al-Ittihadiyah Palembang     2000 - 2006

Organisasi Sosial dan Kepemudaan
a.    Ketua Dewan Pembina Gatara JKT, membina petani dg pupuk organik    2005 - Skrg
b.    Dewan Pembina DPP AMDI di Jakarta.    2004 - Skrg
c.    Dewan Pembina LSM Suara Bangsa di Jakarta     2004 - 2005
d.    Ketua Dewan Pembina Forum Pemuda Keadilan Pusat di Palembang    2003 – 2005
e.    Penasihat Kerukunan Keluarga Palembang    2002 - 2009
f.    Anggota HMI Komisariat Jakarta Timur    1975 - 1977
g.    Anggota Pramuka tingkat Siaga – Penggalang, Palembang     1965 - 1969

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama