Mahfudz Djaelani: Jangan Cari Popularitas

Saar diwawancarai pada acara televisi
Jakarta - dobeldobel.co.cc
Mahfudz Djaelani, calon gubernur DKI Jakarta yang gagal, diminta untuk berani dan konsisten membuktikan pernyataannya bahwa dirinya telah memberi uang kepada anggota DPRD DKI Jakarta dalam proses pemilihan gubernur DKI Jakarta periode 2002-2007, sehingga jangan terkesan dia sekadar mencari popularitas.

Hal itu dikemukakan anggota DPRD DKI Tarmidi Edy Suwarno, kepada SH, Senin (16/9)

Sementara itu, Mahfudz, secara terpisah, kembali menegaskan, dirinya sama sekali tidak memberi uang sebesar Rp200 juta dari Rp2 miliar yang direncanakan kepada 40 anggota DPRD DKI Jakarta agar para wakil rakyat tersebut memilih dirinya menjadi gubernur DKI Jakarta.

Bagi Tarmidi, tidak ada masalah pernyataan Mahfudz soal adanya uang bagi DPRD DKI Jakarta selama hal itu benar. Mahfudz, kata Tarmidi, harus berani membuktikan dan membuka habis nama-nama anggota yang menerima dan berapa besar uang yang diberikan kepada setiap anggota.

”Jangan sampai pernyataan itu hanya sekadar mencari popularitas,’’ ujar Tarmidi yang mengaku tidak pernah menerima satu sen pun dari Mahfudz.

”Mahfudz jangan hanya bicara tapi buktikan. Apalagi, bicaranya setelah gagal menjadi gubernur. Tapi, kalau mau membongkar permainan uang, silakan saja diungkap sampai tuntas agar semua orang tahu siapa-siapa yang terlibat permainan uang dalam proses pemilihan gubernur,’’ ujar Tarmidi.

Akan tetapi Mahfudz menegaskan, dirinya sama sekali tidak pernah mengeluarkan uang untuk 40 orang anggota DPRD DKI Jakarta. Pengeluaran hanya untuk lobi-lobi yang dilakukan di hotel-hotel dalam upaya menjaring dukungan.

Pemberitaan tentang pernyataanya soal suap, kata Mahfudz, merupakan plintiran yang terlalu jauh karena dia tidak pernah mengatakan menyuap atau memberi uang muka kepada anggota DPRD DKI Jakarta agar dirinya dipilih menjadi gubernur Jakarta.

’’Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tidak pernah memberi uang kepada wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta, selain biaya lobi dan makan di hotel-hotel,’’ ujar Mahfudz sambil menambahkan, dirinya membayar semua biaya lobi dan makan menggunakan kartu kredit bukan uang cash.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Suwardi kepada SH, mengatakan pernyataan Mahfudz maupun berita mengenai suap sama sekali tidak mempengaruhi pemilihan gubernur DKI Jakarta maupun pada uji publik gubernur terpilih.

Alasan Suwardi, apa yang dikatakan Mahfudz maupun informasi soal suap masih berupa isu dan belum merupakan bukti permainan uang dalam proses pemilihan gubernur DKI Jakarta.
(dre)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama